Perspektif Baru dalam Ilmu Perpustakaan dan Informasi

Putra Akademisi - Perpustakaan bagaikan kanvas kosong. Manusia dalam hal ini seorang pustakawan mempunyai kewajiban untuk mengolah kanvas kosong itu hingga mempunyai nilai artistik. Nilai artistik ini tidak semata-mata untuk keindahan, melainkan dapat mengapresiasi dan memicu timbulnya rasa seni bagi orang yang melihatnya. Sama halnya dengan keadaan perpustakaan di Indonesia saat ini. Beberapa tahun belakang ini, perpustakaan sedang gencar untuk menunjukkan eksistensi nya di mata masyarakat, yakni dengan mengusung konsep layanan prima, segi arsitektur yang modern, dan fasilitas yang lengkap. Konsep-konsep tersebut tidak terlepas dari peran peneliti dari kalangan akademisi, mau pun dari pustakawan yang sadar akan menulis. 

Di luar itu, akademisi dan pustakawan pun masih sering terjebak dalam perpustakaan sebagai kanvas, dengan perspektif infrastruktur atau layanan. Sedangkan penelitian perpustakaan tidak terbatas hanya itu-itu saja, tetapi masih banyak pendekatan yang hendaknya dikaji oleh peneliti atau pun pustakawan untuk membangun keilmuan perpustakaan ke arah yang lebih luas. Pada poin ini, alangkah baiknya kita menambah perspektif ke arah ilmu informasi untuk memperkaya keilmuan di perpustakaan.

Beranjak dari buku "Penelitian Ilmu Perpustakaan dan Informasi: Sebuah Pengantar Diskusi Epistimologi dan Metodologi" yang di tulis oleh Putu Laksman Pendit. Saracevic mengungkapkan ilmu informasi dapat menyumbangkan beberapa solusi, antara lain:

1. ilmu informasi menyumbangkan banyak teori dalam temu-kembali informasi (information retrieval) lewat logika formal dan matematika.
2. ilmu informasi "menemukan" konsep relevan untuk mengaitkan proses temu-kembali informasi dengan kebutuhan manusia akan informasi.
3. ilmu informasi memberi banyak sumbangan pemahaman tentang interaksi antara sistem dan manusia yang terlibat dalam proses temu-kembali informasi.

to be continue..

Share: